Apa Itu Cache atau Caching?
Caching adalah proses menyimpan aset tertentu atau data website (website sources), seperti HTML, CSS, gambar, dan JavaScript, sehingga bisa digunakan kembali tanpa perlu memprosesnya dari awal ke server tersebut. Cache ini membantu menampilkan data yang sama dengan lebih cepat ketika visitor memerlukannya. Dengan begitu, tentunya memberikan user experience yang bagus bagi user yang mengunjungi website tersebut.
Singkatnya, caching adalah proses menyimpan data sementara, dimana browser, website atau aplikasi tidak perlu lagi mengunduh data secara berulang atau terus-menerus agar bisa menampilkan halaman website lebih cepat.
Cara Kerja Caching pada Website
Nah, bagaimana cara kerja cache pada websit? Website atau browser menerima permintaan dari pengunjung website. Kemudian, browser mengirim permintaan agar server menampilkan informasi yang dibutuhkan. Selanjutnya, server mencari informasi yang dibutukan dan memberikan dokumen yang dibutuhkan pada browser. Server dan browser ini menyimpan salinan permintaan tersebut di cache. Lalu, ketika Anda kembali ke website dan mecari informasi yang sama untuk kali kedua, maka server dan browsert hanya akan memberikan simoanan dokumen ketimbang mencari ulang dari awal.
Bagaimana Cached Page Mengoptimasi SEO Website?
Google sangat memperhatikan pengalaman pengguna (UX). Hal ini bisa dilihat dari Google menjadikan elemen user experience dari sebuah website sebagai faktor yang mempengaruhi ranking di SERP Google. Ketahui strategi website agar muncul di SERP.
Page caching merupakan cara lain yang bisa membantu Anda untuk memperbaiki kecepatan loading website dan mengoptimasi website Anda di mesin pencarian. Waktu memproses halaman website bisa berdampak pada User Experience (UX).
Apa itu User Experience (UX)?UX atau User Experience adalah pengalaman pengguna (user) berinteraksi dengan sebuah produk, khususnya produk digital, misalnya website atau aplikasi. Saat user mengakses website atau aplikasi, bagaimana pengalaman yang mereka dapatkan, seperti menjelajahi fitur dan tampilan website atau aplikasi serta prosedur melakukan transaksi melalui aplikasi atau website.
User experience yang bagus memperbesar peluang untuk mengubah pengunjung menjadi pembeli atau calon pembeli.
Sebagaimana dikutip dari seo site checkup, experiment yang dilakukan Google menghasilkan bahwa setengah detik perbedaan kecepatan website bisa menyebabkan pengurangan 20% web traffic.
Karena itu, mempertimbangkan kecepatan website menjadi faktor yang sangat penting untuk menentukan ranking website di SERP (Search Engine Result Page). Artinya adalah Anda perlu mengurangi ukuran file gambar dan ukuran halaman website sebagai bagian dari strategi SEO.
Metode GZIP file compression, file deflation, HTML file size optimization dan penggunaan CSS style sheet eksternal serta file JavaScript eksternal bisa membantu halaman website Anda lebih cepat dan menciptkan user experience atau pengalaman pengguna yang lebih baik.
Jenis Caching
Di tahun 2020, kecepatan website menjadi sinyal penting untuk mendapatkan Google ranking. Hal ini karena Google tidak merekomendasikan website yang lambat kepada para pengguna.
Jika cache Anda matikan, maka Google sendiri akan mengurangi crawl budget ke website Anda. Setiap kali Google crawler mengunjungi website Anda, Google akan mengunjungi lebih sedikit halaman website Anda, merayapi lebih sedikit content Anda dan internal link.
Jadi, caching bukan hanya menyangkut user experience, tetapi juga pengalaman Google crawler. Ada beberapa jenis caching yang mana mereka saling mempengaruhi satu sama lain. Berikut ini 3 jenis cache:
-
Server Cache
Server caching yang optimal adalah hal yang terpenting untuk menciptakan user experience yang bagus. Berita baiknya adalah Anda bisa mengontrol pengaturan sendiri.
Anda bisa mengatur waktu cache yang berbeda untuk file yang berbeda (dan jenis file) di website Anda berdasarkan kebutuhan user untuk melihat versi terbaru dari file tersebut. Jenis file yang berbeda seharusnya di-cache berbeda.
Sebagai contoh, content home page (HTML) seharusnya di-cache lebih sering dibandingkan dengan gambar background atau style sheet.
Seberapa sering di-cache? Tergantung website Anda. Jika website yang berisi berita, Anda mungkin menginginkan untuk di-refresh setiap waktu user mengunjungi website. Tergantung niche, content website Anda, dan bahkan apa yang competitor Anda lakukan bisa menjadi bahan pertimbangan.
-
Browser Cache
Browser caching dikontrol oleh masing-masing pengunjung, tidak sepenuhnya dikontrol oleh Anda sebagai pemilik website. Meskipun Anda bisa mempengaruhinya melalui pengaturan server caching Anda, apakah browser harus fetch versi terbaru dari setiap source atau tidak.
Browser seperti Google Chrome dan Firefox, biasanya cache disebut aset statis (image, CSS) yang mana tidak berubah setiap waktu dari kunjungan ke kunjungan dan bisa ditampilkan jauh lebih cepat, karena tidak perlu di-download dari internet lagi.
Meskipun Anda tidak bisa mengontrol bagaimana user mengatur browser cache mereka (mereka bisa me-refresh setiap saat jika mereka mau). Pada kenyataannya, browser caching masih sangat penting karena bagaimana browser Anda mengingat dan menyimpan website yang Anda kunjungi di local memory mereka dan membantu website agar loading lebih cepat.
-
Google Cache
Google cache merupakan basis data tempat Google menyimpan salinan halaman website. Saat Google mengunjungi halaman website, Google bisa membuat salinannya. Google akan menyimpan versi terbaru dari halaman website yang disalin dalam database yang bisa diakses oleh umum. Nah, salinan yang disimpan ini disebut web cache. Google melakukan cache halaman website dengan mambuat salinannya dan menyimpannya dalam database.
Itulah ulasan mengenai caching yang mana bisa memperbaiki SEO. Ada banyak aspek yang harus diperhatikan dalam optimasi SEO agar mendapatkan hasil yang maksimal untuk bisnis Anda. Jika Anda membutuhkan jasa SEO, niftyseo pilihan yang tepat.
Author: Uswatun Hasanah