Apa Itu Exit Rate?
Exit rate adalah persentase pengunjung keluar dari halaman (page) tertentu dalam webiste Anda untuk satu sesi, terlepas dari visitor tersebut melihat halaman lain atau tidak. Dengan kata lain, rasio ini menjadi persentase yang menggambarkan tampilan page (halaman) terakhir dalam sesi tersebut. Rumusnya adalah: jumlah orang yang exit / jumlah total pageviews.
Di sisi lain, bounce rate adalah presentase pengunjung (visitor) yang langsung meninggalkan website setelah membuka satu halaman. Bisa juga diartikan angka presentase kunjungan ke single page yang tidak diikuti oleh tindakan apa pun atau visitor langsung keluar setelah mengunjungi satu halaman saja, jadi pengunjung tersebut tidak menekan tombol apa pun, seperti tombol menu, CTA, mengisi form atau internal link yang ada di halaman tersebut.
Perbedaan Exit Rate dengan Bounce Rate
Terdapat perbedaan yang signifikan, antara exit rate dan bounce rate, yaitu:
Exit rate adalah persentase pengunjung keluar dari halaman (page) tertentu dalam website Anda untuk satu sesi. Sedangkan, bounce rate merupakan presentase kunjungan ke single page yang tidak diikuti oleh tindakan apa pun atau visitor langsung keluar setelah mengunjungi satu halaman saja.
Berikut contohnya:
- Senin: New Visitor > Home Page > EXIT
- Selasa: New Visitor > Home Page > Product Page > Confirmation Page > EXIT
- Rabu: New Visitor > Home Page > Product Page > EXIT
- Kamis: New Visitor > Contact Us Page > EXIT
- Jumat: New Visitor > Confirmation Page > Contact Us Page > EXIT
Dari contoh di atas, ada 5 sesi, hanya ada 2 bounce rate.
Meskipun, exit terjadi pada 5 hari, bounce terjadi hanya hari Senin dan Kamis karena pada hari Senin dan Kamis dimana pengunjung hanya mengunjungi satu halaman saja dan tidak diikuti oleh tindakan apa pun, seperti klik tombol CTA atau lainnya. Sedangkan, hari yang lain seperti Selasa, Rabu dan Jumat pengunjung mengunjungi paling tidak 2 halaman website sebelum akhirnya keluar atau exit website.
Apakah Exit Rate yang Tinggi Buruk bagi Website Anda?
Bounce rate yang tinggi mengisyaratkan adanya masalah dengan kepuasaan user saat mengunjungi website Anda, apakah dari segi content, kualitas situs, kecepatan loading dan sebagainya.
Sedangkan, exit rate yang tinggi mengisyaratkan adanya masalah yang serius pada website Anda, lebih spesifiknya di bagian sales atau conversion funnel Anda. Oleh karena itu, Anda harus menentukan metriks yang mana yang akan dioptimalkan berdasarkan masalah tersebut.
Sebagai contoh Anda mempunyai toko online. Seorang pengunjung mengunjungi homepage Anda, kemudian ke halaman produk, lanjut ke halaman checkout dan keluar setelah mengunjungi thank you page. User journey-nya seperti ini:
Homepage > Product Page > Checkout Page > Thank You Page
Di bagian thank you page akan mempunyai exit rate yang tinggi karena orang-orang yang telah membeli produk, kemudian meninggalkan website Anda.
Namun, bila exit rate tinggi pada checkout page, hal tersebut menginsyaratkan masalah pada sales funnel. Pengunjung website meninggalkan website tanpa membeli, jadi Anda perlu menemukan apa penyebabnya. Apakah masalahnya ada pada harga produk, proses pembayaran, atau proses di shopping cart? Yang pada intinya ada masalah yang membuat proses pembelian tidak selesai, yang bisa Anda temukan dengan mengecek exit rate halaman website Anda.
Bagaimana Cara Mengurangi Exit Rate?
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi exit rate:
1. Memahami Kebiasan Pengunjung Anda
Web analytics adalah cara untuk memahami kebiasaan pengujung di website Anda. Alat ini akan menunjukkan visitor journey di website Anda, dari awal masuk ke halaman website, keluar website dan bounce rate.
Exit rate yang tinggi bisa disebabkan karena, antara lain:
- Content yang mengganggu: musik, video, pop-up.
- Kecepatan loading lambat: semakin lambat membuat user meninggalkan website Anda. Ketahui 11 cara mempercepat loading website.
- UI/UX yang buruk: desain halaman dan struktur yang buruk bisa membuat user bingung, akhirnya meninggalkan website.
- Masalah navigasi: alur yang tidak jelas dan/atau kurangnya link antar content.
2. Ajak Pengunjung untuk Tetap Berada di Website Anda
Beberapa website umumnya pengunjungnya mengakhiri kunjungannya di thank you page setelah membeli produk atau mendaftar. Namun, Jika Anda tidak ingin pengunjung meninggalkan website Anda, Anda bisa menggunakan data exit page untuk menyarankan kepada pengunjung dengan blog post yang berisi cara menggunakan produk tersebut atau menambahkan form yang menanyakan halaman yang dicari tetapi tidak ditemukan.
3. Optimalkan Convestion Pannel Anda
Gunakan informasi atau data dari exit page untuk melihat di tahap yang mana pengunjung keluar dan mengapa mereka tidak melanjutkan. Hal ini ada kemungkinan yang harus diperbaiki apakah di sales funnel, marketing funnel, atau di bagian user journey-nya.
4. Menanyakan Pengunjung
Setelah semua tahap di atas Anda lakukan, musngkin Anda masih belum menemukan penyebab pengunjung keluar atau exit. Anda telah menghabiskan waktu untuk memahami kebiasaan pengujung, telah mengoptimasi situs Anda untuk customer journey dan mengajak pengunjung untuk tetap berada di website Anda. Nah, langkah terakhir adalah dengan menanyakan alasan pengunjung tersebut.
Itulah ulasan mengenai exit rate. Dengan mempelajari data yang ada bisa memperbaiki performa website Anda, bahkan memperbaiki sales atau penjualan dari toko online Anda.
Author: Uswatun Hasanah